Inforohil.com, Tanah Putih Tanjung Melawan – Bupati Rokan Hilir (Rohil) H Suyatno AMp mengusulkan agar nama Sistem Penyediaan Air Bersih regional Rohil Dumai Bengkalis (Durolis) diubah menjadi Rodulis.
Usulan nama perubahan Durolis menjadi Rodulis itu disampaikan langsung oleh Suyatno saat berpidato dalam acara peresmian SPAM Durolis, Senin (21/8) di Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan Kabupaten Rokan Hilir.
Dikatakan Suyatno usulan perubahan nama itu berdasarkan adanya permintaan dari masyarakat Rohil dan DPRD Rohil dengan alasan sumber air bakunya berasal dari sungai Rokan yang ada di Kabupaten Rohil. Sehingga nama Rohil harus diletakkan sebagai pertama dengan menyeut Rodulis.
“Usulan darimasyarakat Rohil, mumpung airnya disungai rokan yang dari Rohil, saran mereka namanya diganti menjadi Rodolis. Kalau tidak saya sampaikan usulan ini, akan jadi hutang sama saya, makanya saya sampaikan dalam forum ini,”ungkap Suyatno.
Menanggapi hal itu, Direktur Sistem Pengembangan Air Minum Kementerian PUPR Ir Muhammad Sundoro MSc mengatakan, pembangunan udah sudah ada dalam program kerja Presiden Jokowi. Sehingga jika diganti nama itu sudah susah untuk diubah.
“Nama Durolis ini sudah tercantum di Perpres, jadi kayaknya susah diganti Rodulis pak bupati,” jawab Sundoro singkat menjawab usulan Suyatno.
Untuk diketahui, SPAM Regional Durolis ini direncanakan memiliki kapasitas sebesar 1600 liter/detik yang terbagi dalam tiga tahap. Tahap I sebesar 400 liter/detik ini akan dimulai pembangunannya pada TA. 2017 dan akan melayani enam kecamatan di Kota Dumai (Dumai Kota, Dumai Barat, Dumai Timur, Dumai Selatan), tiga kecamatan di Rokan Hilir (Tanah Putih Tanjung Melawan, Rimba Melintang, Bangko Pusako) dan dua kecamatan di Kabupaten Bengkalis (Mandau, Pinggir) dengan masing-masing jumlah sambungan rumah yang akan terbangun di Dumai 15.000 SR, Rokan Hilir 10.000 SR, Bengkalis 15.000 SR.
Sumber air yang digunakan dalam pembangunan SPAM Regional Durolis berasal dari Sungai Rokan yang menjadi sumber air baku satu-satunya yang layak digunakan untuk pelayanaan air minum di ketiga wilayah tersebut. Tahap I ini akan menelan biaya kurang lebih Rp 800 Milliar yang didanai bersama oleh APBN, APBD Provinsi dan APBD III Kabupaten/Kota. (Gabe)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks