Inforohil.com, Bagan Sinembah – Pasca dugaan ternak ayam Bolier atau ayam pedaging yang membuat resah warga Bagan Sapta Permai kecamatan Bagan Sinembah kabupaten Rokan Hilir (Rohil) yang diunggah di grup Bagan Batu Facebookers, ternyata ini fakta sebenarnya.
Dari penelusuran awak media pada Rabu (5/12) peternak ayam tersebut bernama Sugeng (49) dan Aida Sayani (47) warga RT 02 RW 04 Kepenghuluan Bagan Sapta Permai kecamatan Bagan Sinembah kabupaten Rokan Hilir.
Sugeng mengaku sudah tidak lagi beternak ayam Bolier pasca masyarakat beberapa waktu lalu merasa keberatan dan dari hasil musyawarah yang dimediasi Datuk Penghulu, ianya masih diperbolehkan beternak ayam kampung.
“Seperti yang bapak lihat, bibit yang baru ini adalah ayam kampung dan sisa ayam Boiler hanya beberapa ekor saja pasca panen Minggu lalu, dan untuk keperluan hajatan kenduri kirim doa keluarga,” ujar pak Sugeng lirih.
Dan bahkan pak Sugeng menyebutkan bahwa pada saat itu, ayam boiler hanya berjumlah 1000 ekor. Sebab, ianya tidak melakukan kerjasama dengan perusahaan (PT) sebagaimana peternak lainnya yang hanya menyediakan kandang. Dan dari luas kandang tampak berukuran kecil tidak seperti kandang peternak ayam boiler pada umumnya.
Pak Sugeng didampingi istrinya, Aida Sayani (47) mengatakan bahwa pada saat pengaduan masyarakat beberapa waktu lalu itu, adalah periode kedua beternak. Namun pada periode kedua itu, baru sekira 10 hari bibit ayam disebarkan, masyarakat menyatakan keberatan dan hingga akhirnya dilakukan musyawarah dan menghasilkan kesepakatan.
Untuk mengatasi bau dari kotoran ayam, lanjut pak Sugeng, ianya juga telah mengisi bibit ikan Lele di kolam persis berada dibawah kandang ayamnya. “Kalau ayamnya buang kotoran, langsung dimakan sama ikan lele. Jadi bisa dibilang, tumpukan kotoran ayam yang ada, tidak lagi seperti biasanya,” terangnya dan bau kotoran ayam saat awak media di lokasi, tidak terlalu menyengat sebagaimana kandang ayam boiler pada umumnya.
Untuk itu, ia berharap agar kiranya warga masyarakat yang keberatan atas usaha ternak ayam kampung miliknya untuk tidak mempersoalkan. Karena, menurut keterangan pak Sugeng, usaha ternak ayam ini adalah satu-satunya usaha yang ia miliki. Bahkan dalam kesempatan itu, pak Sugeng juga meminta pendapat kepada Bhabinkamtibmas, Aipda Feri Harianto S.Ap yang pada kesempatan itu, turut mendampingi awak media.
Persoalan itu muncul kembali, dikarenakan adanya postingan Netizen akun atas nama Volvo Holden di grup Bagan Batu Facebookers. Bahkan, dalam postingannya, Volvo Holden menuding aparat desa setempat cuek serta tidak adanya tindakan sama sekali.
“Apa Tanggapan Saudara Jika ada kandang Ayam Boiler Ditengah lingkungan Masyarakat?? Aparat Desa nya Cuek dan tidak ada Tindakan, Bau tidak sedap selalu mengampirii. Mohon diliput di Kepenghuluan Sapta Permai (Blok B). Setiap hari Kami selalu memcium Bau sekali. mohon kepada ibu Camat Sakinah Alfawaz Turun Gunung krn saya pernah baca ibu disalah satu media Membongkar Kandang Ayam.” tulis akun Volvo pada Selasa (4/12) kemarin.
Datuk Penghulu atau kepala desa Bagan Sapta Permai H Sutejo S.Pd yang dikonfirmasi di TKP, Rabu (5/12) mengatakan bahwa tudingan akun atas nama Volvo Holden adalah tidak benar.
Sutejo menjelaskan bahwa pada saat masyarakat yang komplain beberapa waktu lalu, telah dilakukan musyawarah antara pemilik dan masyarakat di kediamannya. Hasilnya, pemilik kandang ayam, Sugeng (49) bersepakat untuk tidak beternak ayam Bolier lagi setelah panen. Namun begitu, kesepakatan lainnya, pak Sugeng diperbolehkan memelihara ayam kampung.
“Itu persoalan sudah selesai, dan kalau pak Sugeng ternak ayam kampung, diperbolehkan. Tudingan Volvo Holden itu tidak benar itu, katanya pemilik kandang panen berkali-kali dan saat ini ada bibit baru, seperti yang kita lihat sekarang inilah, hanya bibit ayam kampung yang ada, sisa panen (ayam boiler) pekan kemarin memang ada beberapa ekor lagi dan itu untuk hajat kenduri keluarga,” terang Sutejo.
Pantauan awak media di lokasi, tepatnya di RT 02 RW 04 Kepenghuluan Bagan Sapta Permai, ayam boiler yang masih tersisa hanya tinggal beberapa ekor saja dan ayam kampung, baik yang masih kecil dan beberapa indukan.
Dan bahkan, Sutejo juga menerangkan bahwa pak Sugeng ini ekonominya sedang sulit, dan hanya beternak ini lah yang untuk menopang hidupnya saat ini. “Beliau sedang susah dan kavlingan miliknya bahkan rumah yang ia tinggali sudah disita pihak Bank,” terang Sutejo.
Untuk itu, Sutejo berharap kepada warga masyarakat jika ada suatu permasalahan, sebelum mengunggah ke sosial media, sebaiknya dicari tahu lebih dahulu kebenarannya. “Setidaknya tanyakan dahulu kepada warga yang bersangkutan, apalagi tetangga, tanyakan dan lihat ke lokasi, apakah benar itu ayam boiler atau ayam kampung, karena memang biasanya, kalau ada permasalahan di desa saya ini, sesegera mungkin kami selesaikan dan mencari jalan keluarnya,” pungkas Sutejo. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks