Inforohil.com Bagan Batu – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berlokasi di Jalan Lintas Riau-Sumut KM 3 Bagan Batu, Kelurahan Bahtera Makmur Kota, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) ini terang-terangan jual BBM Subsidi jenis Premium kepada pengecer yang mengunakan jerigen. Padahal pengisian menggunakan jerigen tanpa izin, terancam kena sanksi pidana dengan ancaman 4-6 tahun dan denda Rp.40-60 miliar sesuai Undang Undang Migas Nomor 22 tahun 2001.
Dari Pantauan tim awak media di SPBU KM3 ini sejak Selasa (2/5/2017) petang hingga Sabtu malam, para pembeli dengan menggunakan jerigen itu tampak mengantre dibalik gerbang belakang SPBU seperti mengendap-endap. Bahkan ada yang terang-terangan dengan mobil pick up dan becak barang di lokasi SPBU didekat area Toilet.
Ironisnya lagi, pengecer BBM itu rela membayar Rp 10.000 per jerigen kepada operator. Hal itu diketahui awak media ketika menyaksikan para pengecer BBM tersebut sedang mengantre dan menanyakan kepada salah satunya bahwa mengisi dengan jerigen dikenakan biaya. “Kalau bensin 10 ribu, kalau pertalite 5 ribu per jerigen,” ujar salah satunya. Mirisnya lagi, hal itu juga diketahui pihak menejemen SPBU sendiri.
Andri, pegawai SPBU KM 3 Bagan Batu bagian keuangan mewakili Menejemer SPBU dengan nama PT Jamrud Mandari Muda ketika dikonfirmasi awak media pada Rabu (3/5) mengatakan bahwa pihaknya serba salah terhadap permasalahan tersebut.
Menurutnya, masyarakat mendesak agar premium bisa dibeli dengan jerigen. “Kami pihak SPBU serba salah. Sedangkan dari Pertamina sendiri memang tidak dibolehkan SPBU itu melayani isi Jerigen,” ungkapnya kepada awak media.
Dia menambahkan, meski dilarang masyarakat tetap mengisi dengan jerigen 10 liter atau dilansir dengan sepeda motor. “Kamipun bingung harus bagimana, dikasih salah gak dikasih salah. Alasan masyarakat untuk cari makan. Ketika diminta surat rekomendasi dari desa, mereka ada semua. Dan hal itu pun karena premium tersendat-sendat mereka berdatangan bawa jerigen. Kalau lancar premium dari pertamina yang ngisi jerigen berkurang,” katanya.
Tak hanya sampai disitu saja, tim media juga membandingkan dengan SPBU lain yang tidak menjual ke pegecer. Andri menjawab bahwa itu merupakan kebijakan masing-masing SPBU. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa Jatah untuk BBM jenis premium saat ini 8000 liter. “Dulu 16 sampai 24.000 liter. Waktu itu pompa 2, sekarang tinggal 1,” jelasnya.
Andri mengakui ada 100 jerigen lebih mengisi BBM Premium pada Selasa malam itu. Disinggung, lumayan juga kali Rp.10.000, andri hanya tertawa. “Ya, itu untuk operator lah bang dan dibagi-bagi, kadang saya dibelikan rokok juga,” sambil tertawa.
Alih-alih didesak masyarakat, ternyata kutipan dari pengisi Premium dengan jerigen 35 liter itu, rata-rata 100 jerigen perharinya. Jika dikalikan Rp.10.000, berarti sama dengan Rp. 1 juta untuk 1hari. Lain lagi keuntungan perusahaan, dibelinya premium oleh masyarakat dengan jeriken, otomatis secara hitungan ekonominya barang lekas habis dan margin sudah pasti.
Lucunya, ketika beberapa awak media ikut antre mengisi BBM Premium untuk kendaraan sepeda motor, masyarakat yang sudah meletakkan jerigen didekat pompa, diambil dan dibawa kembali keluar. Sempat terdengar arahan operator kepada masyarakat, bahwa hari ini tutup dan hari selasa baru dibuka kembali. Namun, ketika malam harinya (Sabtu malam), pengisian BBM Subsidi dengan jerigen masih berlangsung dan tampak seperti pasar malam. Bahkan BBM Solar pun turut diisi dengan jerigen. (Tim/iloeng)