Pj Ketua Umum Himalaya Nanda Pratama Prayugo. (Dok. Pri) |
Oleh: Pj Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Balai Jaya (Himalaya), Nanda Pratama Prayugo/Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Islam Riau Fakultas
PILKADA merupakan pesta demokrasi rakyat, akan tetapi Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 menimbulkan polemik di tengah pandemi corona yang terjadi di Tanah Air terkhususnya di kabupaten Rokan Hilir, dengan pesatnya perkembangan zaman dibutuhkannya pendidikan politik dan wawasan demokrasi dalam kehidupan generasi milenial. Dikarenakan generasi milenial ini bisa menjadi bom waktu sukses dan tidaknya demokrasi politik Indonesia.
Oleh karena itu, generasi milenial harus diakomodir dengan mengupgrade wawasan politik dan demokrasinya. Sehingga sikap empati dan partisipasi politik generasi milenial digunakan dengan sebaik-baiknya dalam mensukseskan Pilkada Serentak 2020.
Untuk itu, kita melalui Himpunan mahasiswa Balai Jaya mentaja Diskusi publik dan sosialisasi dengan tema “Menakar kematangan demokrasi dan partisipasi milenial dalam rangka menyambut pilkada serentak 2020 di kabupaten Rokan Hilir di masa the new normal” bersama KPU serta menggandeng pelajar, pemuda yang ada di Kecamatan Balai jaya, Bagan Sinembah dan Bagan Sinembah Raya
Kita harus peka terhadap demokrasi dan politik, kita harus berperan untuk mengawal dan mensukseskan demokrasi.
Sudah tidak zamannya lagi anak muda antipati, cuek bebek dengan politik atau tidak mau tahu menahu dengan kondisi daerahnya dan bangsanya.
Karena itu, ayo kita menggunakan hak politik kita untuk memilih pemimpin yang benar benar bekerja dan bertanggungjwab kepada umat dan bangsa. Bukan pemimpin yang hanya mementingkan diri sendiri, kelompok dan golongan serta kekuasaan sehinggah yang menderita adalah rakyat.
Pelajar, mahasiswa dan pemuda memiliki karakter yang khas yaitu memiliki antusias yang tinggi, penuh gejolak dan semangat, kurang rasional, dan apabila tidak dikendalikan akan memiliki efek terhadap konflik-konflik sosial di dalam penyelenggaraan demokrasi.
Rasa ingin tahu, mencoba, dan berpartisipasi dalam demokrasi meskipun berlatar belakang semu dan sangat rentan dilibatkan, dipengaruhi atau pun diprovokasi isu-isu negatif yang biasanya massif dalam penyelenggaraan demokrasi seperti politisasi sara, ujaran kebencian dan hoax.
Foto bersama usai diskusi publik tentang Pilkada Rohil, Rabu (07/10) kemarin. |
Oleh karena itu kita mengadakan sosialisasi bersama KPU untuk membuka wawasan pelajar, pemuda dan mahasiswa.
Pada kesempatan kali ini saya mengajak pelajar, mahasiswa dan pemuda untuk mengantisipasi serangan berita bohong atau hoax pada masa kampanye di media sosial, menyebarkan konten mendidik, memberdayakan dan membangun karakter milenial, menjadi agen perubahan dan penyejuk di tengah masyarakat, sebagai garda terdepan dalam menghadang serbuan konten negatif di dunia maya dan tidak hanya sebagai follower tapi juga menjadi trensetter.