Pedagang takjkl geruduk mess pemda, Minggu malam (28/5). |
Inforohil.com, Bagan Batu – Beberapa pedagang Takjil seruduk mess pemda (rumah dinas camat) Bagan Sinembah pada Minggu malam (28/5). Sebagai alasan, jualan Takjilnya tidak laku atau masih bersisa banyak di Ramadan Fair yang digelar Upika di lapangan bola kaki perumnas.
Informasi yang dihimpun di lokasi, para pedagang takjil tersebut tiba sebelum pukul 20.00 wib untuk minta pertanggungjawaban Upika, khususnya Camat Bagan Sinembah atas dagangannya yang tidak laku.
Ditengah-tengah kerumunan, terdengar suara teriakan “bayar jualan kami yang tidak laku”. “Urus sampah… sampah berserak itu, jangan urusi pedagang,” teriak yang lainnya.
Bahkan, para ibu-ibu pedagang ada yang “Tukang Koperasi (Credit Union, red) sudah menunggu di rumah, mau kami bayar pakai apa?,” teriak satu dan disambut hal yang sama oleh lainnya.
“Izinkan kami jualan di pinggir jalan, kami hanya menggunakan waktu 3 jam sajanya,” teriak ibu-ibu lainnya. “Anak kami butuh baju lebaran bu camat, kalau jualan kami tak laku, siapa yang mau membelikan. Kalau kalian ada gaji, kami hanya dari jualan ini saja kalian larang,” pekik yang satunya.
Salah satu pedagang, Padri (33) yang ditemui Inforohil.com mengaku kesal lantaran dagangan Takjilnya banyak bersisa. Dia mengakui, sebelum diangkut dagangannya oleh Satpol PP untuk direlokasi ke Ramadan Fair, dia menolak karena takut tidak laku.
Dagangan Padri yang masih banyak tersisa. |
“Abang tengoklah ini, masih banyak kue ku. Aku takut sama anak ku, kalau sampai tidak bisa beli baju lebaran,” ujarnya lirih menunjukkan stelingnya yang masih penuh kue takjil.
Suasana belum mereda hingga pukul 21.30 wib. Teriakan ibu-ibu dan bapak-bapak pedagang terdengar silih berganti. Teriakan mulai lunak ketika ketua MUI Kecamatan Bagan Sinembah, Ustad Ahmad Yani tiba dan menyarankan agar diberi ruang dua perwakilan pedagang untuk bertemu camat.
Hingga akhirnya, ketua pedagang yang diwakili bapak Samsul Bahri Harahap dan Ustad Yani memberi arahan kepada pedagang usai bertemu camat dan kapolsek. Hingga akhirnya massa membubarkan diri setelah diyakinkan ustad Yani bahwa besok berjualan di Ramadan Fair jika tidak di dalam tenda yang disediakan, jualan gratis.
“Yang tidak pakai tenda gratis, yang pakai tenda bayar Rp 5 ribu. Jadi besok kalau ibu-ibu mengetahui ada yang jualan di bahu jalan, komplain kan saja ke camat,” ujarnya meyakinkan pedagang.
“Tapi jangan yang jualan takjil saja pak, itu yang jualan nasi Ampera juga harus dipindahkan,” pinta salah satu ibu-ibu pedagang.
Akhirnya, sekira pukul 10.30 wib, massa membubarkan diri dan menyepakati akan berjualan di Ramadan Fair dan meminta pedagang yang bukan jualan takjil harus ditertibkan juga. (iloeng)