Inforohil.com, Bagansiapiapi – Anggota DPRD Rohil Amansyah SH, mengusulkan agar pembangunan jalan kecamatan dan antar desa tidak lagi mengunakan sistim semenisasi. Ia mengusulkan pembangunan jalan antar desa dan kecamatan mengunakan sistim rigid.
Demikian disampaikan Anggota DPRD Rohil Amansyah SH, Rabu (19/10) di Gedung DPRD Rohil di Jalan Merdeka, Kota Bagansiapiapi. Mindset pembangunan jalan desa dan jalan kecamatan yang selama ini sistim semenisasi, kata Amansyah perlu di rubah.
“Pembangunan jalan sistim rigid perlu diterapkan pada pembangunan jalan desa dan kecamatan. Ini bisa dilakukan, misal jika jalan kabupaten atau provinsi semen rigid ketebalannya 30 cm, maka jalan desa atau kecamatan ketebalannya bisa 15 cm,” terang Amansyah.
Demikian disampaikan Anggota DPRD Rohil Amansyah SH, Rabu (19/10) di Gedung DPRD Rohil di Jalan Merdeka, Kota Bagansiapiapi. Mindset pembangunan jalan desa dan jalan kecamatan yang selama ini sistim semenisasi, kata Amansyah perlu di rubah.
“Pembangunan jalan sistim rigid perlu diterapkan pada pembangunan jalan desa dan kecamatan. Ini bisa dilakukan, misal jika jalan kabupaten atau provinsi semen rigid ketebalannya 30 cm, maka jalan desa atau kecamatan ketebalannya bisa 15 cm,” terang Amansyah.
Politisi dari Partai amanat Nasional (PAN) Rohil menambahkan, sistim rigid pada pembangunan jalan desa dan kecamatan perlu dilakukan agar pembangunan infrasuktur jalan di desa dan kecamatan bisa lebih tahan lama. Dengan pembiayaan yang ada, terangnya, bisa disesuaikan.
“Sekarang ini jalan-jalan yang di bangun sistim semenisasi banyak yang tidak berkualitas. Baru di bangun dua bulan sudah hancur. Tapi kalau mengunakan sistim rigid, diharapkan pembangunan jalan akan lebih tahan lama, sehingga kita tidak terus menerus memikirkan perbaikan jalan terus tiap tahun,” terang Amansyah.
Dibanding sistim semen dan sistim aspal hotmik, terang Amansyah, pembangunan jalan sistim rigid lebih tahan lama. Kualitas semen jalan rigid jauh lebih tahan dibanding semen biasa. “Jadi kita sangat berharap kedepan pembangunan jalan desa dan kecamatan mengunakan sistim rigid,” jelas Amansyah. (Gabe)
“Sekarang ini jalan-jalan yang di bangun sistim semenisasi banyak yang tidak berkualitas. Baru di bangun dua bulan sudah hancur. Tapi kalau mengunakan sistim rigid, diharapkan pembangunan jalan akan lebih tahan lama, sehingga kita tidak terus menerus memikirkan perbaikan jalan terus tiap tahun,” terang Amansyah.
Dibanding sistim semen dan sistim aspal hotmik, terang Amansyah, pembangunan jalan sistim rigid lebih tahan lama. Kualitas semen jalan rigid jauh lebih tahan dibanding semen biasa. “Jadi kita sangat berharap kedepan pembangunan jalan desa dan kecamatan mengunakan sistim rigid,” jelas Amansyah. (Gabe)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks