![]() |
AKBP M. Mustofa SIK Msi bersama Letkol Arh Agung Rachman Wahyudi SiP, Mi.Pol saat meninjau kesiapan kendaraan dalam simulasi Karlahut di Basira, Sabtu (15/02) kemarin. |
Inforohil.com, Basira – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah dianggap sebagai agenda tahunan yang lazim terjadi, termasuk di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) setiap musim kemarau tiba dinilai tidak objektif.
Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh oknum-oknum yang memang sengaja melakukan pembakaran, bukan karena faktor alam.
“Saya yakin 90 persen karhutla yang terjadi diberbagai daerah termasuk di Rokan Hilir pada beberapa waktu lalu itu adalah karena ulah manusia, sedangkan 10 persennya baru faktor alam,” kata Kapolres Rokan Hilir, AKBP Muhammad Mustofa Sik Msi saat mengikuti acara simulasi penanganan karlahut di kecamatan Bagan Sinembah Raya (Basira), Sabtu (15/02/2020).
Dirinya mengatakan, meskipun ada kemungkinan karhutla terjadi karena faktor alam, tapi hingga saat ini sebagian besar masih diakibatkan oleh pihak manusia. Pembakaran hutan dan lahan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk memperluas area perkebunan, seperti perkebunan sawit dan karet.
“Mereka sengaja buka lahan dengan cara membakar, memang kemungkinan yang disebabkan oleh faktor alam itu tidak bisa dipungkiri tapi persentasenya sangat kecil, sebagian besar masih diakibatkan oleh kesengajaan manusia,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat kabupaten Rokan Hilir umumnya dan kecamatan Basira khususnya agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, masih banyak opsi lain yang masih bisa dilakukan.
“Masih banyak opsi lain yang bisa dilakukan untuk membuka lahan, apa untungnya dengan membakar? Banyak kerugian yang didapat dari karhutla,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, kerugian yang didapat dari membuka lahan dengan cara membakar sangatlah banyak, terutama sangat berdampak pada lingkungan dan juga bisa mengancam kesehatan jika terjadi kabut asap.
“Oleh karena itu, sekarang jika ada yang memang sengaja membakar hutan atau lahan, kita akan tindak tegas, akan langsung kita police line lahannya dan kita sita,” tegasnya.
Dan sepanjang tahun 2020 ini, lanjut Kapolres lagi pihaknya telah menangani kasus karlahut sebanyak dua kasus, hal ini berbanding terbalik dengan pada tahun sebelumnya.
“Karena pada tahun 2019 kita Polres Rokan Hilir paling banyak menangani kasus karlahut dibandingkan dengan daerah lainnya di Riau. Bukan kita bangga dengan hal itu, namun justru membuat kita merasa sedih ternyata banyak warga kita yang masih melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa pihaknya merasa tidak sampai hati harus menangani masyarakat sendiri terkait pembakaran hutan dan lahan. Dan tentunya ia berharap kedepannya masyarakat jangan ada lagi yang membuka lahan dengan cara dibakar.
“Dan mudah-mudahan semakin hari masyarakat semakin sadar. Sebab, saya sudah 8 tahun di Riau, jadi saya paham bagaimana sengsaranya masyarakat akibat dari Karlahut, kabut asap dimana-mana,” ujarnya.
Dan Kapolres juga mengharapkan kedepannya akan semakin terjalin koordinasi yang semakin bagus di Rokan Hilir. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks