Inforohil.com, Bangko Pusako – Warga Bangko Pusako mendapati adanya kecurangan dalam pelaksanaan pengerjaan pencucian (Normalisasi) Parit bekoan Kampung Kanal, Kepenghuluan Bangko Bakti, RT.10/RW.04, Dusun Balam Utara.
Pasalnya, proyek penunjukan langsung (PL) yang berasal dari APBD Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) dengan anggaran Rp 137.030.000 itu, tidak sesuai seperti yang tertera diplang pengerjaan.
Dimana, pada plang tersebut tertulis pengerjaannya sepanjang sembilan kilo meter (KM). Akan tetapi, setelah diukur warga, PL yang dikerjakan CV Riza Abadi itu hanya sepanjang 1,2 KM.
Anehnya lagi, plang tersebut dibuat setelah mereka selesai mengerjakan normalisasi sepanjang 1,2 KM itu. Selain itu, posisi plang juga berada dekat normalisasi swadaya yang dibuat masyarakat setempat.
Menurut Sumardi warga Kampung Kanal, RT.10/RW.04, Dusun Balam Utara sebelum turun dana APBD Rohil, warga sudah terlebih dahulu melakukan normalisasi diparit bekoan tersebut, dengan proses swadaya di bulan Agustus 2018.
“Kita sangat dirugikan, sebab normalisasi yang telah kita lakukan tidak mereka cuci kembali, dan bahkan mereka hanya melewati saja dan diujung yang mereka kerjakan sepanjang 1200 meter dan jalannya kembali rusak akibat dilalui excavator,” jelasnya.
Lanjut Sumardi, kalau dilihat dari plang pengerjaan panjang normalisasi tertulis 9 kilo meter, namun fakta dilapangan hanya berkisar 1,2 kilo meter saja.
“Pengerjaan swadaya kita terhitung dari darat lebih kurang sepanjang 2,5 kilo meter, nah yang menjadi pertanyaan kami mengapa plang dipasang di normalisasi yang kami kerjakan namun, parit bekoan yang kami kerjakan sebelumnya tidak tersentuh sedikit pun oleh mereka,” ujarnya.
Sumardi lebih jauh menjelaskan bahwa normalisasi yang dikerjakan warga sekarang sudah kembali ditumbuhi rumput , dan seharusnya dengan adanya APBD Rohil yang dialokasikan diparit Bekoan kampung Kanal dapat kembali bersih Bekoan tersebut.
“Mengenai panjang dan anggaran pembiayaan normalisasi ini kami ketahui setelah excavator sudah pulang, karena pihak terkait baru memasang plang pengerjaannya,” ungkapnya.
Dalam persoalan ini Sumardi dan warga kampung Kanal hanya berharap adanya pengerjaan kembali oleh pihak terkait, karena normalisasi inilah yang mereka harapkan untuk dapat mengurangi lama nya air membanjiri lahan perkebunan kelapa sawit mereka pada musim penghujan tiba.
Ketua RT.10 kepenghuluan Bangko Bakti Suarno saat dikonfirmasi, Selasa (13/11/18) mengatakan bahwa ia tidak pernah mendapat laporan dari pihak CV yang melaksanakan pengerjaan normalisasi diwilayahnya.
“Saya tahu ekscavator itu melakukan normalisasi diparit bekoan kampung Kanal ini, namun saya tegaskan pihak terkait tidak melapor kepada saya,” ujarnya. (Gabe)