Inforohil.com, Bagan Batu – Meski terdaftar sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Maulana Bohori Pane (18), penderita gangguan syaraf ini
Baca juga:
Anak pasangan Irwan Pane dan Juliani Lubis warga Jln Imam Bonjol Kepenghuluan Bagan Batu Barat, kecamatan Bagan Sinembah, kabupaten Rokan Hilir (Rohil) ini diantar dan difasilitas oleh penggiat sosial yang mengatasnamakan Solidaritas Umat Berbagi (Sumber), Jumat (5/10) malam.
Koordinator Sumber, Suherman Mks, kepada wartawan mengaku bahwa Maulana yang akibat gangguan syaraf itu membusukan bokong dan kakinya itu dibawa ke Alternatif di Pekanbaru lantaran tidak ingin repot ke Rumah Sakit Umum. Sebab kata salah satu penggerak BPJS Ketenagakerjaan ini, tidak bisa dipastikan setiba di Pekanbaru, pasien yang jauh-jauh dari Bagan Batu, Rokan Hilir langsung bisa masuk ke Rumah Sakit rujukan Faskes III.
“Seperti pengalaman yang sudah-sudah, kita mesti antri dahulu. Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin karena kami tidak tahu harus mengadu ke siapa, makanya kami kadang terlunta-lunta, kadang harus bertaruh nasib, kadang tidak ada kamar kosong,” terang Herman.
Maulana Bohori Pane itu sendiri, lanjut Herman, sudah pernah diobati secara alternatif juga ke daerah Kota Pinang Labuhanbatu Selatan, Sumut. Namun, sakit yang diderita, belum kunjung membaik. Untuk itu, Maulana dibawa ke alternatif lain di daerah Pekanbaru.
Salah satu relawan dari Tim Sumber yang mengantarkan Maulana ke Pekanbaru. |
Salah satu pengurus Sumber, Diamansyah mengungkapkan bahwa tim Sumber dahulu pernah membawa pasien rujukan yang sakit kanker darah putih bernama Siti Aisyah warga gang Mawar Bagan Batu ke salah satu Rumah sakit Faskes III di Pekanbaru. Pasien dirujuk karena di Bagan Batu tidak adanya alat dan dokter spesialis, pasien tersebut sempat mengalami kendala saat dirujuk ke Pekanbaru.
Siti Aisyah, pasien kanker darah putih yang menurut keterangan Sumber, belum sempat ditangani dokter spesialis, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Faskes III. |
Setibanya di rumah sakit di Pekanbaru, lanjut Diamansyah, pasien berhari-hari belum juga ditangani dokter spesialis. Hingga akhirnya, pasien harus menghembuskan nafasnya dengan belum ditangani oleh dokter spesialis.
“Setelah kami sudah sampai disalah satu rumah sakit di Pekanbaru dan sudah beberapa hari, namun belum juga tertangani oleh dokter spesialis. Kami terpaksa harus menunggu dan menunggu, hingga akhirnya pasien meninggal dunia,” terang Diamansyah.
Selain itu, hal yang hampir sama juga pernah terjadi. Namun, pihak Sumber terlebih dahulu berkoordinasi dengan pihak Rumah sakit yang ada di Pekanbaru dan selalu ditanggapi dengan jawaban kamar penuh atau dokter sedang tidak ada. Hingga akhirnya, Sumber tetap memberangkatkan pasien balita bernama Fikri, anak dari pasangan Indra dan Cici warga Paket C yang mengalami gangguan pernapasan ke Rumah sakit di Pekanbaru yang akhirnya pasien tersebut meninggal dunia dalam perjalanan menuju Pekanbaru.
Seorang Balita, bernama Fikri yang saat itu sedang dirawat di Rumah sakit Indah, saat dalam perjalanan menuju Pekanbaru, akhirnya meninggal dunia. |
“Kita hanya tidak ingin yang seperti ini terulang kembali, maka dari itu upaya dan usaha kami lakukan untuk kesembuhan Maulana,” bebernya mengingat hal tersebut.
“Hari ini (Jumat malam kemarin) kami mengupayakan yang terbaik untuk Pasien a/n Maulana Bukhori, berharap tuhan memberikan suatu keajaiban terjadi pada adik kita ini yaitu kesembuhan. Mohon do’a dari kita semua,” imbuhnya.
Untuk itu, Sumber berharap, adanya perbaikan sistem rujukan pasien dari Faskes II ke Faskes III di Pekanbaru agar tidak sesulit ini, atau sekiranya ada titik temu bahwa kesulitan untuk merujuk pasien ke pekanbaru bisa segera tertangani. “Kita merujuk pasien ke Pekanbaru harapannya sembuh dan dapat penanganan yang maksimal bukan bertaruh nasib atau nyawa,” tambah koordinator Sumber, Herman.
Sebagaimana diketahui, Maulana sendiri dibawa berobat oleh Sumber dengan menggunakan Ambulan milik kepala desa/datuk penghulu Bagan Batu Barat, Zulfan Efendi. Sementara, biaya perobatan ditanggung Sumber berkat donasi para donatur.
Seperti diketahui, Sumber yang kerap membantu dan menolong masyarakat kurang mampu itu, juga mendaftarkan sebagai peserta BPJS JKN. Yang mana, dana untuk kepengurusan diawal, ditanggung oleh Sumber yang dananya berasal dari para donatur tetap Sumber di Bagan Batu. Bahkan, Sumber juga melalui koordinator, Suherman, kerap mendaftarkan secara gratis warga kurang mampu sebagai peserta BPJS Ketenaga kerjaan.
Selain itu, Sumber juga setiap hari Jumat membantu warga kurang mampu, mulai dari bantuan Sembako, hingga modal usaha agar warga yang kurang mampu bisa meningkatkan ekonomi dengan usaha atau berdagang. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks