![]() |
M Ali Rizki (baju hijau) dan Feri Rudiawan, santri yang rela menggalang dana untuk pesantren dimana dia menimba ilmu, Kamis (18/1) Bagan Batu. |
Inforohil.com, Bagan Batu – Sore itu, langit cukup mendung untuk wilayah sekitaran Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Tepatnya sekira pukul 15.30 wib, Kamis (18/1) sore disebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan lintas Riau-Sumut KM 3, Kelurahan Bahtera Makmur Kota.
Dimana sebelumnya, didapatkan informasi bahwa ada beberapa anak-anak yang masih belia, rela menggalang dana untuk sebuah pondok pesantren yang pernah mengalami kebakaran di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) pada tahun 2017 kemarin.
“Kalian sedih gak kayak gini (menggalang dana)?” tanya wartawan kepada dua santri yang masih duduk di kelas III Madrasah Tsanawiyah yang belajar di Pondok Pesantren Darul Quran Darussalam, Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu yang lebih dikenal dengan julukan “Negeri Seribu Suluk” itu.
“Biasa aja bang, cuma agak malu,” jawab Muhammad Ali Rizki (14) yang tampak lebih riang dibanding temannya, Feri Rudiawan (15) yang raut wajahnya terlihat iba.
“Sekolah (Madrasah) kami kebakaran bulan September 2017 lalu bang,” jawab Feri saat ditanya kapan kejadian terbakarnya pondok pesantren mereka yang akibatnya menggalang dana sampai di Rohil.
Keduanya pun mengaku, bahwa di SPBU yang terletak di Jalan Lintas Riau-Sumut KM 3 Bagan Batu itu, ada 3 santri yang menyodorkan kotak amal dengan disisipkan foto pesantren pasca kebakaran yang tampak sudah mulai dibangun kepada para pengendara yang mengisi bahan bakar.
Selebihnya, ada 5 santri lagi di SPBU daerah Perbatasan Riau-Sumut, Bagan Batu. “Kami tidurnya di perbatasan bang, tidur di Mushola (SPBU). Alhamdulillah, kami diberi makan oleh ibu Haji yang tinggal di SPBU itu,” terang Feri diiyakan Rizki.
Untuk pergi pulang dari perbatasan Riau-Sumut ke SPBU di KM 3 Bagan Batu, mereka pun harus merogoh kocek sebesar Rp 60.000 dengan menggunakan jasa becak bermotor. Dan mengaku setiap harinya diberi uang jajan oleh kepala rombongan.
“Kalau kami disini, rata-rata dapat Rp 300.000, bahkan pernah Rp 900.000 satu harinya bang,” ungkap Feri.
Bukan hanya di Bagan Batu, Feri dan Rizki juga menjelaskan bahwa penggalangan dana untuk pesantren dimana mereka belajar, juga ada di kota Duri Kabupaten Bengkalis, Cikampak Kabupaten Labuhanbatu Selatan, dan Rantau Prapat, Sumatera Utara.
“Waktu kami 2 pekan saja bang, habis itu diganti, disini kami sudah 1 pekan,” tambah Feri lagi dengan wajah datar ia menceritakan.
Beruntung, kedua santri yang ditemui ini merupakan santri yang mempunyai prestasi. Seperti Rizki yang merupakan Tahfiz Quran 20 Juz serta Feri merupakan anggota Band Religi. Dengan begitu, mereka digratiskan uang sekolah. “Hanya uang makan yang ditanggung orangtua kami bang,” terang Rizki sumringah.
Raut wajah Feri sempat terekam kamera, tampak raut kesedihan dengan tugas menghidupkan kembali pondok dimana ia menuntut ilmu. “Kalian sedih gak?”, “Biasa aja bang, cuma agak malu saja,” jawab Rizki.
Operator SPBU dan beberapa pedagang asongan yang stay di SPBU itu juga tampak iba melihat anak-anak santri ini harus menggalang dana untuk pesantren yang terbakar. Jauh dari keluarga, itu sudah pasti. Namun, dari ocehan para pedagang itu, sangat menyayangkan apa yang dialami anak-anak dibawah umur itu.
“Kasihan bang, mereka kan sekolah disitu untuk belajar, mengapa disuruh menggalang dana untuk pesantren yang mengalami musibah, mana jauh lagi,” ketus salah satu pedagang asongan.
Dikutip dari laman spiritriau.com, Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Quran Darussalam yang berada Desa Bukit Intan Makmur (BIM), Kecamatan Kunto Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau itu mengalami kebakaran pada Rabu, (13/9/2017) sekira pukul 05.30 WIB.
Dalam pemberitaan itu, Kepala Ponpes Daarul Quran Darussalam, Ahmad Siregar mengungkapkan, kejadian kebakaran terjadi saat seluruh santri dan majelis guru tengah melaksanakan sholat Subuh berjamaah di masjid yang tidak berada jauh dari lokasi kebakaran.
“Kami sempat menyiram api dengan alat seadanya. Alhamdulillah selang tidak berapa lama, 2 unit Damkar PT EDI tiba di lokasi membantu proses pemadaman api,” kata Ahmad.
Ahmad berharap bantuan dari Pemkab Rohul dan Provinsi Riau untuk membangun kembali gedung yang terbakar. Untuk sementara waktu proses belajar-mengajar di Ponpes Daarul Quran dihentikan sementara.
“Sementara waktu, santri kita kembalikan ke wali murid. Sebelum ada bantuan dari dermawan membangun gedung yang terbakar,” sebutnya. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks