pawang buaya |
Karena ini baru pertama kalinya, Rismanto sesekali melakukan komunikasi via seluler dengan gurunya yang bernama Turnip untuk menanyakan tata caranya. Saat ini gurunya tersebut berada dikota Medan.
Meski ritual yang dilakukannya dipinngir sungai Rokan, Rabu (11/5/16) belum berhasil mengembalikan bocah yang diterkam buaya dua hari lalui itu, tapi Rismanto Saragih alias Yeye telah menerawang jauh maksud dan tujuan buaya tersebut mengambil salah seorang anak di Bagansiapiapi.
Berdasarkan penerawangan pria dari Bagan Tanjung Kecamatan Sinaboi ini dikarenakan buaya tersebut ada dendam kepada warga Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Terutama untuk para penghuni buaya yang berada dialiran sungai Rokan.
Dendam tersebut karena banyak anak buaya maupun telurnya yang diambil oleh manusia dari sungai Rokan yang diperjual belikan. Untuk membalaskan dendamnya kepada manusia, maka diambil juga salah seorang anak manusia.
“Mereka (buaya) ini sebenarnya mau balas dendam karena anak dan telurnya sering diambil. Pesan saya, kalau mau aman, kedepan jangan pernah mengambil anak buaya atapun telurnya lagi,” ujar Yeye memberi saran kepada masyarakat.
Untuk buaya yang menerkam Sugiarto itu lanjutnya, bernama Mugi. Mugi merupakan buaya betina yang pernah diambil oleh manusia anaknya.
Adapun beberapa ekor buaya yang muncul saat dia melakukan ritual itu merupakan teman-teman Mugi. Mugi sendiri belum berani muncul karena dia sedang berusaha mengakui kesalahannya.
Setelah Mugi mengakui kesalahannya, barulah jasad Sugiarto yang saat ini disembunyikannya disebuah batang kayu dasar sungai Rokan ia kembalikan.
“Dia (Mugi) harus punya waktu untuk mengakui kesalahannya. Selain itu, posisi jasad Sugiarto yang disembunyikan dikayu juga sulit untuk mengeluarkannya, sehingga agak lambat jasadnya bisa diantarnya keluar,” terangnya.
Namun kenyataannya, meskipun usahanya sudah maksimal, ocah malang itu hingga kini belum ditemukan juga. (Syawal)