Inforohil.com, Bagansiapiapi- Anggota DPRD Provinsi Riau Siswaja Muljadi menilai, dermaga besi eks pelabuhan internasional peninggalan jaman Belanda tempo dulu memiliki sejarah yang tinggi sebagai bukti bahwa kota Bagansiapiapi merupakan kota penghasil ikan terbesar nomor dua di dunia.
Untuk itu, dengan tegas Siswaja meminta kepada pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (BC) Tipe Pratama Bagansiapiapi yang ingin membangun lima unit rumah dinas (Rimdis)nya diatas pelabuhan itu segera dihentikan.
”Saya setelah mendapat informasi pembongkaran dermaga besi tersebut langsung terkejut dan sedih, bukti sejarah kebesaran kota bagansiapiapi sebagai kota ikan seolah olah ingin di buang begitu saja, kami sangat menyayangkan pembongkaran itu,” ujar anggota Komisi C DPRD Riau ini, Kamis (25/2/16).
Untuk bekas-bekas besi yang sudah terlanjur di potong lanjut pria yang biasa disapa Aseng itu, agar tidak dilanjutkan lagi pemotongannya. Dan besi-besi yang sekiranya sudah ada terjual, agar segera dikembalikan lagi.
“Tolong ini distop, jangan teruskan lagi. Besi yang udah terlanjur di jual, tolong cari lagi dan kembalikan ketempatnya. Karena itu sangat berharga bagi Bagansiapiapi,” tegasnya.
Masalah ini lanjut dia, juga sudah di koordinasikannya dengan pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batu Sangkar Sumatra Barat. Rencananya, besok tim BP3 akan langsung berangkat ke Bagansiapiapi untuk melakukan penelitian.
”Saya tadi langsung berkoordinasi dengan BP3, saya sudah menghubungi bapak Nurmatias , kepala bp3 batu sangkar, beliau akan langsung ke bagansiapiapi utk melihat langsung,” jelasnya.
Dari hasil komunikasinya dengan BP3 itu, disarankan semua kegiatan yang berhubungan dengan dermaga tersebut diberhentikan dulu. Sebab dermaga tersebut udah termasuk Barang Cagar budaya dan tidak boleh sembarangan di renovasi apalagi di rusak.
“Kami juga meminta Pemkab mencarikan lahan penganti utk lokasi Kantor beacukai bagansiapiapi , rumah rumah disekitar dermaga termasuk rumah makan saiyo juga perlu direlokasi, agar Dermaga tersebut juga dapat menjadi salah satu tempat kunjungan wisata di bagansiapiapi ,” paparnya.
Menurut dia, sejarah Bagansiapiapi banyak meninggalkan barang barang bersejarah yang bisa dijadikan tempat wisata. Pemerintah harus mulai melirik Pariwisata Bagansiapiapi sebagai sumber pengerak ekonomi kreatip dan UKM.
Karena dengan banyak pengunjung datang ke Bagan tentu akan memberi multi efek bagi pergerakan ekonomi di daerah.
“Ada rumah capitan, rumah Tua di Pasar pelita, Ada kelenteng in hok Kiong, Ada tugu perjanjian di belakang rumah sakit, ada mess polisi di belakang rumah sakit , Gereja katolik , gedung bank BRI, belum lagi acara festival cap go meh dan Bakar tongkang yg sudah terkenal,” tandasnya. (syawal)