Dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat serta didampingi Anggota DPRD Rohil Abu Khoiri, Herman Sani melakukan doa bersama di makam itu.
Dalam ziarah itu, Herman Sani sangat prihatin dengan kondisi makam yang terkesan dibiarkan begitu saja. Padahal menurut dia, makam bersejarah ini jika dirawat dan dikelola dengan baik, bisa dijadikan wisata religi.
Hal ini dia lihat, karena makam ini berada di pinggiran sungai Teluk Nilap dan didukung adanya monyet monyet liar yang tidak takut dengan manusia. Adanya monyet dan makam tua itu, tentunya menambah daya tarik wisatawan untuk datang berkunjung kewilayah itu.
Namun lanjut Herman, diperlukan perbaikan jalan menuju lokasi itu serta di buatkan turap sepanjang pinggiran sungai Teluk Nilap. Dengan jadinya lokasi wisata religi ini, tentunya akan dapat membantu perekonomian warga sekitar dengan berdagang karena akan banyak orang yang berkunjung.
“Tak usah muluk-muluk cari wisatawan bule, cukup wisatawan dari Rohil saja dulu yang datang, itu sudah pasti akan mengeluarkan uangnya untuk belanja makan minum disini,” terang Herman.
Sebelum ini dijadikan sebagai wisata religi, Herman meminta agar warga setempat mencarikan asal usul terjadinya makam yang saat ini masih belum jelas. Dengan demikian, pemerintah bisa mencarikan ahli sejarah untuk mempelajarinya agar bisa diketahui sejarahnya sampai anak cucu mendatang.
Menurut Azwar, salah seorang warga Kepenghuluan Teluk Nilam, banyak warga sekitar yang belum mengetahui sejarah adanya makam Rambai di kampungnya itu.
Menurut informasi yang beredar dimasyarakat, makam itu dulunya hanya sebagai tempat orang persinggahan yang tersesat dihutan. Sehingga, makamnya tidak pernah ditemukan dimana posisinya.
“Minimal jalan sertu aja aja lah diperbaiki pemerintah. Sebab, jalan itu selain menuju kemakam, juga merupakan jalan utama warga untuk ke kebun dan ke sungai,” tandasnya. (syawal)