Inforohil.com, Bagansiapiapi – Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) bergerak cepat menyikapi cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan Riau dalam beberapa hari terakhir. Demi keselamatan, nelayan tradisional di Bagansiapiapi diminta menghentikan aktivitas melaut sementara waktu. Sebagai bentuk perhatian, Pemkab Rohil menyalurkan bantuan paket sembako untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga nelayan yang tidak dapat bekerja sementara waktu.
Penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh Bupati Rohil H. Bistamam, Sabtu (29/11/2025), didampingi Sekdakab Fauzi Efrizal SSos MSi serta sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemkab Rohil. Ratusan nelayan hadir dalam kegiatan yang berlangsung di Bagansiapiapi itu.
“Bantuan ini kita serahkan untuk nelayan menyikapi cuaca ekstrem yang melanda Riau belakangan ini. Keselamatan nelayan menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Untuk sementara waktu, kami mengimbau agar nelayan tidak melaut dulu,” tegas Bistamam.
Bupati menyampaikan bahwa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan resmi terkait potensi angin kencang, hujan lebat, dan gelombang tinggi yang diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
“Perairan dalam kondisi sangat berbahaya. Risiko kecelakaan di laut meningkat tajam. Jangan mengambil risiko yang bisa mengancam nyawa,” ujar Bistamam.
Bupati juga mengingatkan insiden terakhir ketika tiga boat nelayan Bagansiapiapi sempat hilang kontak akibat cuaca buruk sebelum akhirnya berhasil ditemukan di lokasi terpisah. Bahkan sebelumnya, beberapa nelayan Rohil sempat diamankan otoritas maritim Malaysia karena terseret gelombang dan angin kencang hingga masuk perairan negara tetangga.
Paket sembako yang diberikan berisi beras, gula, minyak goreng, teh, susu, mi instan, dan telur. Bantuan disalurkan melalui Dinas Sosial Rohil dengan melibatkan Tagana dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Rohil.
Ketua HNSI Rohil, Jaswadi, menjelaskan bahwa bantuan awal ditujukan untuk 200 nelayan. Namun jumlah penerima diperkirakan akan bertambah karena sebagian nelayan belum terdata saat pendataan dilakukan.
“Masih ada yang belum terdaftar karena saat pendataan mereka sedang di laut. Kami mohon maaf bila ada yang belum menerima. Mudah-mudahan bantuan susulan bisa direalisasikan,” terangnya.
Penerima bantuan diwajibkan menunjukkan KTP dengan keterangan pekerjaan sebagai nelayan.
Jaswadi juga menegaskan dukungan HNSI terhadap imbauan pemerintah daerah: “Keselamatan adalah yang utama. Kami berharap seluruh nelayan mematuhi arahan untuk tidak melaut sementara waktu.” (Red)










