Mobil Damkar Bagan Batu saat memadamkan kebakaran di Perumnas Jln Bukit Pembangunan Bagan Batu.
Inforohil.com, Bagan Batu – Pemadam Kebakaran (Damkar) pada umumnya dianggap Pahlawan namun kini sudah Reot dan tak mampu menjinakkan api.
Seperti halnya Mobil Damkar Satgas Kecamatan Bagan Sinembah, kondisinya bikin miris dan tak layak untuk menjadi pahlawan pemadaman kebakaran lagi.
Besi tua yang dipaksa untuk beroperasi itu terekam kamera salah satu pemuda warga Bagan Batu, Jon saat melakukan pemadaman kebakaran di Jln Bukit Pembangunan Kelurahan Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah, Selasa (28/09/2021) sekira pukul 23.00 wib malam kemarin.
Saat itu Jon sedang di lokasi sempat merekam video kondisi mobil Damkar. Selain air bercucuran dari mobil damkar dan dari selang juga tidak ketinggalan ikut bercucuran yang bocor disana sini.
“Habis itu mesin pompa nya padam, miris melihat kondisi mobil Damkar kita seperti itu, dalam setahun ini sudah 2 kali kebakaran besar, yang pertama di Pajak Lama pada bulan Februari lalu,” terang Jon kepada wartawan, Rabu (29/09).
Jon juga mengungkapkan, ia dan teman-temannya serta warga lain ikut berjibaku membantu proses pemadaman. Dimana, pada malam itu ia berusaha mencari ‘Tukang’ (jualan) air untuk memadamkan api, namun dalam sekejap saja bangunan rumah kontrakan itu rata dengan tanah.
“Sewaktu saya sibuk mencari tukang air, saya lihat mobil Damkar ambil air di parit, padahal saat ini sedang dibangun sumur bor dan fasilitas lainnya di Pos Damkar, tapi pembangunan belum selesai, kami harap segera digesa,” beber Jon lagi.
Komandan Satgas Damkar Bagan Batu, Gunawan dikonfirmasi membenarkan kebocoran itu. Dijelaskannya, kebocoran berasal dari konektor selang yang memang sudah seharusnya diganti.
“Itu dari konektor selang, mesin pompanya juga rusak-rusak,” ungkap Gunawan.
Gunawan juga menjelaskan, mobil Damkar hibah dari Pemprov Riau itu sudah cukup tua. Dimana mobil Damkar itu dihibahkan pada tahun 2003 lalu.
“Ada 2 unit tahun 2003 lalu, yang satu di bengkel, mau diperbaiki belum ada biaya. Sengaja dititipkan di bengkel, karena kalau diparkirkan di Pos, dianggap warga kondisinya standby, padahal tidak,” ungkapnya.
Teriakan peremajaan dan bahkan pengadaan Mobil Damkar juga disampaikan Ketua Karang Taruna Bagan Sinembah, Randi Permana.
“Intinya kalau kalau bisa damkar ada lah di Bagan Batu ini, yang kapasitasnya memadai,” terang Randi.
Hal itu menurut Randi bukan tanpa sebab, pasalnya dalam tahun ini sudah 2 kali peristiwa kebakaran besar terjadi di Bagan Batu.
“Pertama Pajak Lama, kedua di Perumnas (Jln Bukit Pembangunan) ini. Belum lagi kebakaran yang lainnya termasuk di Jln Lancang Kuning beberapa waktu lalu,” terang Randi.
“Mungkin dalam waktu dekat ini seluruh organisasi pemuda atau komunitas akan mengadakan penggalangan dana kembali untuk membantu korban kebakaran ini,” tandasnya.
Berdasarkan data yang dirangkum, rumah kontrakan tersebut milik Vera alias Iyut dan Gultom.
Peristiwa itu bermula saksi Andre (16) yang mencium aroma kebakaran. Saat itu, Andre memberitahukan kepada ibunya, Yani (40). Dimana api berasal dari rumah sebelahnya yang dihuni oleh Karin.
Saat melihat api sudah berkobar keduanya pun langsung keluar menyelamatkan diri karena dinding rumah terbuat dari papan sehingga api dengan cepat menyebar ke seluruh kontrakan yang ada disekitarnya.
Informasi yang dirangkum, kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik. Namun hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian belum memberi keterangan resmi.
Sementara itu, Lurah Bagan Batu Kota, Riwansyah STTP MSI saat ditemui mengungkapkan bahwa rumah warga yang terbakar sebanyak 21 pintu.
“Milik Vera alias Iyut ada 7 pintu, dan milik Gultom ada 13. Tapi tidak semua ada yang menempati,” terang Lurah.
Untuk kerugian, belum diperkirakan namun pihaknya sudah mendata barang berharga dan dokumen penting yang hangus terbakar.
“Ada arsip-arsip dokumen pemerintah Kecamatan Bagan Sinembah Raya, kebetulan pemilik rumah kontrakan yang juga tinggal di situ, kerja di kantor Camat. Uang KAS sosial Kantor Kecamatan Basira sebesar Rp 4.700.000 dan uang pribadi korban Rp 1,5 juta dan perabotan rumah tangga lainnya,” terang Riwansyah.
Selain itu juga ada pengusaha bordir yang terpaksa merelakan mesin dan peralatan Bordir serta perabotan rumah tangga.
“Kami turut prihatin dan berduka atas apa yang menimpa warga, mudah-mudahan warga yang tertimpa musibah diberi kekuatan dan ketabahan,” ucapnya. (iloeng)