Inforohil.com, Bagan Batu – Rumah swadaya masyarakat Kepenghuluan Gelora, Kacamatan Bagan Sinembah untuk keluarga prasejahtera, mbak Atik (24) hampir rampung dikerjakan.
Tim Solidaritas Umat Berbagi (Sumber) menyalurkan bantuan berupa uang untuk membantu pembangunan rumah Atik kepada panitia Ahad (28/4) siang.
Datuk Penghulu Gelora, Ngatijan yang pada kesempatan itu juga sedang di lokasi mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang tergabung dalam tim Sumber dan komunitas peduli lainnya juga kepada insan pers.
Dimana, berkat kerjasama dan motivasi serta masukan, akhirnya Atik bisa dibuatkan rumah sederhana hasil swadaya.
Dijelaskan Ngatijan, Atik dan ibunya beserta ketiga anaknya sudah bisa memasuki rumah baru yang dibangun dari swadaya dan berlokasi di tanah milik desa sebelum bulan Ramadan nanti.
“Insya allah kalau gak ada halangan, sebelum puasa (Ramadan) Atik sudah bisa menempati rumah mereka,” kata Ngatijan.
Ngatijan juga mengaku cukup berat dalam menangai Atik dengan pola hidupnya. Namun berkat dukungan semua rekan-rekan dari komunitas yang peduli, ia dan warga akan terus memotivasi dan membina mereka agar merubah pola hidup yang kurang baik.
Koordinator Sumber, Hermansyah yang pada kesempatan itu juga mengucapkan terimakasih kepada para donatur yang sudah mau menyisihkan dana untuk berpartisipasi memanusiakan manusia.
Herman juga menegaskan pihaknya dan komunitas lain akan terus memantau perkembangan pihak panitia desa Gelora membina Atik dan ibunya. “Insya Allah, kita tidak sampai disini, kami akan terus perhatikan perkembangan Atik dan ibunya untuk merubah pola hidupnya,” ujar Herman.
Ini juga lanjut Herman, tidak bisa serta merta Atik terlalu diberikan bantuan materi semata. Yang paling utama, lanjut Herman adalah membina mereka yang biasa hidup bak Tarzan menjadi pola hidup masyarakat pada umumnya.
Atik dan ibunya beserta ketiga anaknya selama ini tinggal disebuah gubuk yang atapnya terbuat dari tenda biru tanpa dinding dan alas seadanya. Bahkan mereka tinggal ditengah-tengah perkebunan milik warga dan pola hidup yang tidak sehat serta terlihat koproh.
Menurut keterangan beberapa warga dan keterangan mak Atik (Nurhayati) sendiri pada saat tim Sumber bersama awak media mengunjungi tempat tinggalnya pada Jumat (12/4) lalu. Atik dan emaknya kerap dibantu warga baik berupa sandang, pangan dan papan. Bahkan Atik dan emaknya serta ketiga anaknya pernah dibuatkan rumah sederhana, namun ditinggal begitu saja oleh mereka dengan alasan sering kehilangan barang.
Dari keterangan Datuk Penghulu Gelora, Ngatijan juga terungkap bahwa pakaian yang dibantu warga kepada Atik hanya dipakai sekali saja dan ketika sudah kotor, dibuang begitu saja di sekitar tempat tinggal mereka. Bahkan dialiran paret kecil, tumpukan pakaian bekas yang masih layak dipakai itu juga terdapat tumpukan pakaian.
Informasi yang beredar, Atik diketahui pernah menikah dan pisah dari suami pertamanya. Dan menikah kembali namun terpaksa ditinggal mati oleh suaminya. Dan dari keterangan emaknya Atik, bu Nurhayati bahwa mereka enggan keluar dari tempat itu takut ketemu suaminya bu Nurhayati dan Atik sendiri sempat mengalami perbuatan yang tidak senonoh dari bapak tirinya. (iloeng)