Lahan sawit milik warga, Lamhot Hutapea yang sejak 3 tahun terakhir terendam air diduga akibat saluran air di jln H Annas Maamun tersumbat. |
Inforohil.com, Bangko Pusako – Tingginya curah hujan dan diduga akibat aliran parit primer/inti tersumbat dan sudah lama tidak dicuci atau dinormalisasi, kebun sawit milik warga di Kelurahan Bangko Kiri kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), terendam air sejak 3 tahun yang lalu. Ironisnya, pemerintah daerah kurang memberi perhatian untuk mengatasi hal tersebut.
Lamhot Hutapea, salah satu warga kelurahan Bangko Kiri kepada Inforohil.com pada Sabtu (17/11) malam kemarin mengungkapkan bahwa lahannya sudah tidak bisa produksi lagi akibat terendam air. Bahkan, ia mengaku sulit mencari nafkah untuk keluarganya dan anak-anaknya terancam putus sekolah. “Sudah 3 tahun ini airnya tak pernah kering pak, itulah sebabnya banyak yang musnah lahan-lahan sawit kami,” terang Lamhot via selulernya.
Lamhot menjelaskan, bahwa persoalan membanjirnya lahan sawit miliknya dan masyarakat lainnya disebabkan sumbatnya aliran parit primer di sepanjang jalan poros atau Jln H Annas Maamun kecamatan Bangko Pusako. Gorong-gorong yang tidak berfungsi maksimal, juga disebabkan berdirinya rumah permanen diatas parit utama tersebut. “Sudah pernah saya tuliskan surat permohonan penyelesaian persoalan kami para petani ke Polres Rokan Hilir dengan tembusan Lurah, Camat. Tapi sampai saat ini, belum ada solusi untuk kami,” akunya Lamhot Hutapea lagi.
Selain kelurahan Bangko Kiri, kelurahan Bangko Kanan juga mengalami kebanjiran. Bahkan, beberapa sekolah di kelurahan Bangko Kanan, lanjut Lamhot, terpaksa diliburkan karena sekolahan terendam air. “Kantor Polsek juga, tapi lahan kami sudah lama mengalami hal tersebut, jauh sebelum sekolah dan kantor-kantor serta rumah warga terkena banjir, lahan kami sudah duluan,” bebernya lagi.
Rumah warga juga tampak terendam air, dugaan yang sama penyebabnya adalah saluran parit yang tersumbat. |
Lamhot menambahkan, untuk permasalahan yang di kelurahan Bangko Kiri, sampai saat ini belum adanya penanganan. Bahkan masyarakat saling bentrok karena tidak adanya kebijakan yang pasti dari aparat pemerintah setempat.
Solusi swadaya juga sudah disampaikan Lamhot terhadap pemerintah kecamatan Bangko Pusako untuk mengatasi atau menormalisasi parit tersebut. Sementara, lanjutnya lagi, pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sendiri di media cetak lokal baru-baru ini, tidak adanya anggaran untuk korban kebanjiran. “Kalau dibiarkan terus menerus, kami bisa mati kelaparan, sekarang ini saja kami sudah kesulitan menafkahi keluarga,” tandasnya.
Oleh karenanya, Lamhot mewakili warga lainnya berharap agar pemerintah memberikan solusi atas terendamnya kebun sawit mereka. “Tidak harus dengan anggaran dana APBD, solusi swadaya dengan bantuan alat berat misalnya, kemungkinan berhasil,” ujarnya penuh harap. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks