Inforohil.com, Balai Jaya – Memasuki sebuah pemukiman warga yang berasal dari pulau dewata (Bali) yakni Kampung Bali yang berlokasi di RT 002 RW 003 Dusun Sumber Makmur Kepenghuluan Pasir Putih Kecamatan Balai Jaya, Rokan Hilir (Rohil) ini cukup memakan waktu dari jalan lintas.
Masuk dari Tekongan Maut, KM 13 lebih kurang sekitar 5000 meter dengan tekstur jalan tanah bebatuan yang sempit, bekisar 30 menit tiba dari Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah.
Hari itu, Rabu (30/5) merupakan hari raya Galungan umat Hindu. Sehingga suasana hari raya itu kentara hampir disetiap rumah dengan dipasangnya ornamen dari janur kuning dan batang bambu yang menurut tetuah kampung, sebagai lambang ular naga.
Menurut pemuka agama Hindu di kampung Bali itu, Nyoman Waras (44) mengatakan bahwa Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari lebih kurang 6 bulan sekali setiap tahun Masehi.
Yang mana, hari Galungan diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).
Hari Raya Galungan sendiri dirayakan di kampung Bali menurut Nyoman sejak tahun 1992-1993 lalu. Yang mana pada saat itu, Pura di kampung Bali masih terbuat dari batang kayu. “Sejak ada pura disini, upacara sembahyang Hari Galungan sudah ada disini,” kenang Nyoman.
Menurut Nyoman, di kampung Bali ada 11 Kepala Keluarga yang menganut agama Hindu namun ada juga 4 Kepala Keluarga yang menganut agama Islam yang juga asli bersuku Bali. Begitupun, kerukunan di kampung Bali itu tetap terjalin bagus.
Diungkapkan Nyoman, kampung Bali pertama kali dihuni sejak tahun 1988 lalu. Yang mana, ia sendiri menetap di kampung Bali ikut orangtuanya pada tahun 1990 setelah orangtuanya pensiun dari sebuah perkebunan di Binjai, Sumatera Utara.
Lebih jauh, Nyoman juga menerangkan bahwa pada saat Gunung Agung di Bali meletus tahun 1960an lalu, disaat itulah warga Bali direlokasi dan diberi pekerjaan oleh pemerintah di Sumatera. “Dari sejarah itulah makanya kami bisa sampai di sini,” kata Nyoman.
Untuk itu, Nyoman berharap agar kiranya Pemerintah bisa lebih memperhatikan komunitas kampung Bali ini kedepannya. Terlebih untuk akses jalan yang sejak lama sudah pernah diukur pemerintah yang ia ketahui akan ada peningkatan jalan. “Sekarang, jalan umumnya sudah tidak bisa dilewati. Pernah waktu dulu lewat situ, sebagian jalannya sudah ditanami pohon sawit,” tutur Nyoman.
Beruntung, selama ini akses menuju kampung Bali bisa dilalui dengan menggunakan jalan kebun warga. Dan sudah dialiri listrik dengan menggunakan tiang swadaya.
Sejak beberapa bulan yang lalu, kampung Bali mulai dikunjungi warga Bagan Sinembah, Balai Jaya hanya untuk berfoto ria dengan berlatar ornamen pura. Namun untuk waktu yang tepat, sebaiknya berkunjung di hari Minggu saja. Karena, pintu gerbang Pura bernama Ganathana itu dikunci dan pada hari Minggu, dibuka untuk umum atau dihari besar umat Hindu saat warga melaksanakan ritual keagamaan. (iloeng)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks