“Retribusi Tetap Dikutip, Tapi Sampah Tak diangkat..”
Oleh: Suparmin (Pemerhati lingkungan)
MATAHARI kembali terbit, pagi kembali datang. Jalanan ramai seperti biasanya. Sibuk dengan aktivitas manusia disetiap paginya. Suara bising kendaraan yang berlalu lalang menyelimuti pagi. Panas sinar matahari mulai terasa dikulit menandakan hari sudah mulai siang.
Semua orang pasti menginginkan untuk menhirup udara yang segar dipagi hari. Udara yang dingin dengan embun yang membawa kesejukan serta ketenangan. Namun tidak, udara pagi yang menyegarkan mulai tak sedap untuk dihirup.
Beberapa partikel sudah bercampur dan merusak udara yang dulunya bersih dan segar menjadi udara yang tak layak untuk dihirup. Hal itu Karena udara yang ada bercampur dengan bau sampah yang kian membusuk. Hal itulah yang dirasakan oleh orang-orang yang melewati jalan Sudirman Bagan Batu, kecamatan Bagan Sinembah.
Padahal, jalan ini merupakan jalan lintas Sumatera yang sudah jelas sering dilewati oleh para pengendara, baik itu sepeda motor maupun mobil denhan berbagai jenis dan ukuran. Namun, sejak beberapa bulan terakhir ini setiap harinya para pengendara yang melewati tempat ini harus menghirup bau yang tidak sedap karena tumpukan sampah.
Pasalnya, dijalan ini banyak sekali sampah-sampah yang berserakan di trotoar jalan dan seakan dibiarkan begitu saja. Sehingga mengakibatkan bau yang tidak sedap dan pemandangan yang tak enak dipandang mata.
Sampah tersebut adalah hasil dari kegiatan manusia yang tak bertanggung jawab. Mereka seenaknya saja melempar sampah ditepian jalan, bukan sekali ataupun dua kali namun sudah menjadi kebiasaan para masyarakat. mereka tidak memikirkan hasil terburuk dari kegiatan yang telah mereka lakukakan.
” Sampah yang menumpuk jika dibiarkan akan menjadi lahan organism penyakit untuk hidup dan siap untuk menyerang manusia dengan wabah penyakit yang mengerikan. Sampah memang merupakan masalah yang sering terjadi dilingkungan tempat tinggal kita yang sering mengakibatkan pencemaran lingkungan,” ujar Subari salah seorang warga.
Padahal, lanjutnya lagi sampah memiliki berbagai macam jenis yaitu organic dan anorganic. Sampah-sampah memiliki dampak negatif jika tidak dikelola dengan baik. ” Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan bahaya kesehatan. Karena dapat menyebakan penyakit seperti diare, kolera, bahkan tifus. Penyakit tersebut ditularkan kemanusiaan oleh lalat atau serangga lainnya yang hidup dionggokan sampah,” ungkapnya lagi.
Bahkan, tumpukan sampah di sepanjang trotoar jalan Lintas Kota Bagan Batu, Kecamatan Bagan Sinembah beberapa hari ini mulai menumpuk. Parahnya Retribusi tetap saja dikitip oleh Dinas Lingkungan Hidup Rohil (DLH).
Tidak hanya di trotoar jalan, tumpukan sampah juga sudah mulai menumpuk di depan toko sepanjang Kota Bagan Batu.
Menanggapi itu, salah satu warga Bagan Batu, Irwansyah SH yang juga Advokad ini mengatakan bahwa, jika retribusi terus dikutip tanpa adanya pengangkutan, maka bisa saja hal itu dikategorikan sebagai Pungutan Liar (Pungli).
” Retribusi itukan untuk angkut sampah, nah, ternyata sampah tidak diangkat, kemana uang Retribusi itu, apa untuk kepentingan pribadi, apa untuk memperkaya diri, lihat itu sampah sudah menumpuk,” tukas pengacara muda ini saat dimintai tanggapannya, Sabtu (23/9) di Bagan Batu.
Terpisah, salah satu koordinator sampah di Bagan Batu, Amran yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihak DLH tidak bisa disalahkan terkait persoalan sampah. Menurutnya, tidak diangkutnya sampah di Bagan Batu disebabkan belum diterimanya gaji para petugas orange selama 6 bulan.
“Ya bagaimana saya perintah anggota kalau gaji belum diterima. Terkadang saya malu sama anggota, karena menjanjikan keluar gaji nyatanya tidak juga,” kata Amran dan menambahkan bahwa hari Selasa (26/9) mendatang, petugas orange akan menerima gaji untuk satu bulan dari 6 bulan tertunggak.
Amran juga mengakui bahwa pengutipan retribusi hingga saat ini masih berlangsung. “Untuk pedagang kaki lima, setiap hari kami kutip sebesar Rp 1000 hingga Rp 2000 jika lapaknya cukup besar seperti pedagang nasi Ampera, kita buat dua kwutansi. Kalau untuk Toko, Rp 15.000 setiap bulan,” akunya Amran.
Menanggapi keterangan Koordinator sampah itu, Irwansyah mengatakan bahwa terkait permasalahan itu bukan menjadi urusan pedagang. ” Pedagang kan taunya itu uang sampah, dibayar untuk angkut sampah, itu hanya jawaban klasik,” ungkapnya.
Yang jelas, tambahnya, DLH tutup mata dengan sampah di Bagan Batu ini. ” Mungkin mereka mau uangnya saja. Dan Jika ini berlarut-larut, berarti Pemkab Rohil melegalkan pengutipan retribusi sampah meskipun sampah tidak diangkut. Menurut saya ya diswastakan saja,” sarannya.
Selain itu juga sampah menyebakan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara. Pada pencemaran udara yang diakibatkan oleh sampah tentunya adanya bau yang tidak sedap hasil dari sampah-sampah yang membusuk. Sampah juga dapat menyebabkan tercemarnya air.
Hal ini karena masyarakat yang membuang sampah kesungai, mengakibatkan sungai menjadi rusak, beberapa ekosistem di sungai mati seperti ikan, plankton, dan ekosistem yang hidup di sungai karena sungai tempat mereka tinggal tidak layak lagi. Selain itu sampah yang berasal dari hasil industri yang di buang kesungai atau laut juga dapat menyebakan air sungai atau laut menjadi tercemar bahkan beracun.
Pada pencemaran tanah akibat dari sampah yaitu, tanah tidak layak lagi untuk digunakan karena telah bercampur dengan sampah plastic yang masa penghancurannya butuh waktu yang sangat lama. Tidak hanya menyebakan pencemaran lingkungan sampah juga dapat menyebabkan bencana bagi manusia seperti banjir. Ulah manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya banjir seperti membuang sampah sembarangan.
Sampah-sampah plastik yang dibuang secara sembarangan dan akhirnya menyumbat saluran air sehingga air hujan tidak bisa mengalir dengan baik. Sampah-sampah plastic seperti yang kita tahu merupakan jenis sampah yang tidak bisa terurai bahkan dalam jangka waktu ribuan tahun.
Jika dibuang begitu saja sampah plastik itu akan menumpuk dan menyumbat saluran air dan mengakibatkan salah satu factor terjadinya banjir. Selain itu ulah manusia yang suka membuang sampah sembarangan kesungai juga dapat menyebabkan banjir. Sungai yang dulunya dianggap sebagai sumber kehidupan manusia, sekarang berubah menjadi tempat sampah raksasa yang dapat menyebabkan bencana sepeti banjir.
Sebagai contoh dampak sampah kepada masyarakat adalah banjir yang sering terjadi di Jakarta. Masyarakat yang bertindak seenaknya membuang sampah disungai. Sehingga sungai menjadi tercemar dan menjadi tempat sampah raksasa. Akibatnya setiap tahunnya masyarakat di Ibu kota Jakarta terkena banjir.
Pencemaran lingkungan akibat sampah ini terjadi karena kurangnya kesadaran dari masyarakat. Anggapan enteng terhadap sampah sudah ada dalam benak masyarakat. Aktivitas masyarakat yang membiarkan sampah-sampah menumpuk sehingga membusuk menjadi penyebab tercemarnya lingkungan perlu dihentikan.
Sikap masyarakat yang kurang peduli dan menganggap sampah sebagai masalah sepele inilah yang perlu untuk dihindari. Oleh karena itu dibutuhkannya kesadaran masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah. Pengelolaan ini bertujuan untuk mengurangi dampak sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.
Banyak hal dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah misalnya membuat hukum membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah kesungai. Selain itu adanya undang-undang yang mengatur tentang kelestarian lingkungan juga perlu untuk diterapkan di lingkungan masyarakat agar tidak ada lagi pencemaran lingkungan yang mewabahkan bencana kepada masyarakat.
Misalnya juga membuat papan pengumuman yang bertuliskan “Jangan membuang sampah di jalanan” atau kalimat yang mengajak untuk berhenti membuang sampah sembarangan juga berguna untuk menyadarkan masyarakat bahwa membuang sampah sembarangan merupakan hal yang tidak terpuji.
Selain itu Mendaur ulang sampah juga merupakan salah satu cara untuk mengelola sampah. Daur ulang yang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan yang baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi barang-barang yang berguna bahkan dengan adanya daur ulang dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang baru dan salah satu manfaat dari daur ulang bahan bekas yaitu dapat menciptakan lahan pekerjaan yang berguna untuk kelangsungan ekonomi dan menambah lapangan pekerjaan.
Sebenarnya jika masyarakat berpikir kreatif, mereka akan menciptakan hal-hal yang sangat menarik dari barang-barang tak terpakai yang disebut sampah. Misalnya daur ulang sampah plastic baik itu botol plastic bekas yang bisa dijadikan tempat pensil, pot bunga, bahkan plastik seperti bungkus mie, sampo, diterjen dan lain-lainnya bisa dijadikan tas.
Sungguh hasil yang sangat menarik dan kreatif jika masyarakat bisa mendaur ulang sampah-sampah tak berguna tersebut. Hasil daur ulang sampah juga bisa meningkatkan taraf hidup seseorang, karena mau bekerja keras menghasilkan sesuatu yang unik dan memiliki nilai jual yang tinggi.
Namun sangat sedikit masyarakat yang berpikiran kreatif seperti itu. Masih banyak orang yang tidak peduli untuk mengelola sampah menjadi hal yang berguna. Namun ada sebagian orang yang menganggap sampah adalah lahan rezeki. Mereka menganggap sampah adalah sumber dari penghasilan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Seperti para pemulung yang mencari nafkah dari onggokan sampah.
Bagi orang-orang sampah mungkin merupakan hal yang sangat menjiikan, namun berbeda dengan para pemulung, bagi mereka sampah itu seperti ladang emas yang harus mereka gali setiap harinya. Pekerjaan yang sebenarnya tidak layak untuk di kerjakan. Para pemulung hanya bermodalkan karung untuk memungut sampah-sampah seperti kardus, plastik, bahkan besi yang sudah tidak terpakai yang memiliki nilai jual.
Para pemulung tak enggan sekalipun menggunakan tangan mereka untuk mengorek-ngorek tempat sampah yang mengeluarkan bau tidak sedap demi mendapatkan barang-barang yang memiliki nilai jual. Mereka dengan teliti mengambil barang-barang bekas tersebut di onggokan sampah yang mulai membusuk.
Mereka terus menyusuri jalan mencari tempat sampah lain sambil berharap menemukan barang bekas yang dapat mereka jual kembali. Selain menggunakan karung untuk mencari tumpukan sampah, ada juga pemulung yang menggunakan gerobak untuk berburu barang bekas.
Semua mereka lakukan untuk menekuni pekerjaan yang harus bergulat dengan sampah. Pemulung biasanya mencari sampah-sampah dari gang ke gang, jalanan, tong sampah warga, pinggir sungai dan lainnya. Hal yang paling memprihatinkan yaitu, tak jarang para pemulung terkena penyakit kulit. Memang penyakit kulit tidak menimbulkan kematian namun penyakit tersebut justru akan menurunkan produktivitas kerja mereka.
Penyakit tersebut menyerang para pemulung akibat pekerjaan mereka yang harus bergulat dengan sampah yang tentunya mengandung bakteri-bakteri pathogen akibat pembusukan zat-zat organic yang bisa masuk ketubuh melalui pori-pori, kulit dan pernafasan.
Jika bakteri itu masuk kedalam tubuh maka akan menyebabkan berbagai penyakit, tidak hanya penyakit kulit saja yang akan menyerang para pemulung namun penyakit-penyakit yang lebih ganas dari itu. Banyak alasan kenapa seseorang bekerja sebagai pemulung seperti faktor ekonomi, sulitnya mencari pekerjaan, tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan, serta tidak adanya modal untuk membuka usaha.
Pemulung merupakan status social yang paling rendah karena pekerjaan mereka yang hanya menumpulkan sampah yang memiliki harga jual untuk menyambung hidup. Hasil yang didapat pemulung setiap harinya sangat memprihatinkan. Karena harga dari sampah yang mereka kumpulkan relative kecil dibanding dengan jerih payah mereka dalam mencari dan mengumpulkan barang-barang itu.
Banyak pandangan orang-orang sekitar terhadap pemulung, ada yang pro dan kontra. Ada sebagian orang yang menganggap pemulung itu meresahkan lingkungan sekitar. Karena ada beberapa pemulung yang nakal karena suka mencuri.
Ada juga yang beranggapan bahwa pemulung itu bukannya membersihkan sampah malah menyerak-nyerakkan sampah sehingga lingkungan menjadi kotor. Namun ada juga yang menggap pemulung itu kebalikan dari sisi negatifnya. Mereka menganggap bahwa pemulung itu memiliki peran yang sangat mulia.
Karena pemulung memiliki kontribusi yang nyata dalam mewujudkan sebuah kota yang bersih dari sampah. Jika kita lihat dari sudut lain pemulung itu seperti pahlawan. Mereka pahlawan yang sangat berjasa terhadap lingkungan hidup. Walaupun banyak orang yang menganggap rendah pekerjaan pemulung bahkan menghinanya namun dari sudut pandang lain pemulung seperti pahlawan tanpa jasa.
Karena mereka yang tidak pernah bosan untuk terus memunguti sampah setiap harinya. Pekerjaan sebagai pemulung memiliki andil yang besar dalam menjaga lingkungan sekitar. Sehingga menjadikan lingkungan menjadi bersih dari sampah. Mereka sangat berperan dalam hal kebersihan apalagi dalam mengurangi tercemarnya tanah oleh sampah plastik dan sampah jenis lainnya yang tidak dapat dicerna oleh tanah serta memberikan manfaat seperti lingkungan yang terbebas dari barang bekas yang jika kita biarkan akan menjadi sampah yang akan merugikan kita dan masyarakat.
Pemulung merupakan orang yang hebat dan tak kenal lelah bergelut dengan kotoran sampah, mereka rela menghabiskan hari-hari mereka demi mencari barang-barang bekas yang tak berguna dan terbuang demi menyambung hidupnya dan keluarga mereka. Mereka adalah contoh seorang pekerja keras karena tak mengenal panas, hujan untuk bekerja. Namun entah mengapa banyak sekali orang-orang yang menganggap remeh pemulung.
Padahal jasa mereka tak terhitung jumlahnya. Oleh karena itu jangan sekali-kali meremehkan pekerjaan sebagai pemulung sebagai pekerjaan kotor karena bergulat dengan sampah. Mungkin jika pemulung didunia ini tidak ada bisa jadi dunia ini penuh dengan sampah yang tak berguna dan penyakit ada dimana-mana. Sampah memang memiliki dua sisi yang berbeda. Ada yang menguntungkan beberapa pihak namun ada yang merugikan.
Namun tetap saja sampah layak untuk di basmi bagai hama. Karena banyak hal yang merugikan dari sampah walaupun ada sebagian orang yang menggantungkan hidupnya pada sampah-sampah yang tak berguna itu. Tapi patut untuk disadari dunia kita akan menjadi lautan sampah jika tidak ada kesadaran dari manusia untuk mengelola sampah. Sampah semakin hari akan menumpuk, dan tidak ada lagi lingkungan yang sehat karenanya. (Parmin)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks