Inforohil.com, Bagansiapiapi– Kabupaten (Pemkab)Rokan Hilir (Rohil) mempunyai beberapa potensi alam wisata yang dapat menarik minat wisatawan luar untuk berkunjung ke Negri Seribu Kubah itu. Untuk itulah, dibawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati H Suyatno Amp – Drs Djamiluddin terus berupaya mencari solusi untuk meniungkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya, dengan mengambil langkah jitu bahwa Pemkab Rohil akan menggalakkan kota keratif.
Bupati H Suyatno, belum lama ini di Bagansiapiapi menjelaskan, selain melakukan penghematan anggaran di setiap satuan kerja (Satker), Pemkab Rohil pun membangun kota kreatif dengan memanfaatkan berbagai obyek wisata unggulan di Rohil.
“Kota kreatif selalu cerdas mengidentifikasi, memelihara, menarik, termasuk mendorong ide dan bakat bakat kota memajukan ekonomi rakyatnya. Maka itu, bangunlah kota kreatif agar masyarakat tidak dililit berbagai persoalan ekonomi” terang Suyatno.
Pentingnya pemerintah memobilisasi ide dan bakat komunitas kreatif untuk menanamkan budaya kerja sebagai penyebar inspirasi kreatif bagi masyarakat. Dengan begitu, kota itu secara sendirinya membentuk kota industri kreatif.
“Tantangan inilah yang perlu diambil Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) untuk menjadikan Bagansiapiapi sebagai “Kota Ikan” yang kreatif. Bagansiapiapi punya modal besar akan fleksibilitas budayanya, kekayaan alamnya berupa laut dan darat, tinggal menyesuaikan diri secara harmonis agar memiliki daya saing yang kuat menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA),”jelas Bupati Rohil ini.
Kota kreatif bukan sekedar tempat yang memiliki nilai seni saja, tetapi bermakna luas terhadap kehidupan masyarakatnya. “Kreatif” selalu berujung hasil yang memuaskan sampai memecahkan persoalan ekonomi. Hal itu juga untuk menyikapi defisit anggaran yang dialami Pemkab Rohil sekarang ini
Memang, membangun kota kreatif tidak semudah membalikkan telapan tangan. Butuh kerja keras pemimpin dengan dukungan masyarakatnya yang kuat. Butuh kekompakkan agar stabilitas sosial tetap terjaga. Menciptakan kota kreatif diperlukan infrastruktur yang mendukung berupa bangunan, jalan atau terminal.
“Kota kreatif membutuhkan bangunan, jalan daerah, kota atau wilayah yang menghubungkan antara ruang-ruang kota yang tersedia dengan modal budaya. Sehingga, mampu menarik perhatian banyak orang untuk berwisata. Bagansiapiapi punya modal itu. Kota kreatif bisa datang dari kekayaan wisata budaya dan religi yang dimiliki Bagansiapiapi,” ulasnya.
Punya festival Bakar Tongkang yang telah mendunia, Bagansiapiapi sudah memiliki pondasi yang tiap tahunnya dikunjungi sedikitnya 40 ribu wisatawan domestik dan mancanegara. Dengan begitu, obyek wisata lainnya bakal terdongkrak, seperti, wisata religi Cheng Beng (sembahyang kubur bagi warga Tionghoa Bagansiapiapi).
Termasuk mampu mengembangkan obyek pariwisata lainnya yang menyebar di Kabupaten Rohil, seperti, Pulau Jemur dan sembilan gugusan pulau yang berdekatan dengan negara tetangga Malaysia, Pulau Tilan, Danau Laut Napangga, Kampung Melayu Rantau Bais, dan beragam situs cagar budaya lainnya.
Tinggal lagi, pemerintah harus didukung masyarakat maupun legislatif. Kota kreatif bertujuan membangun ekonomi kerakyatan dalam mendukung pariwisata perkotaan (urban tourism). Pariwisata jenis ini berkonsep menjual suatu tempat dengan cara memberikan citra tertentu untuk menarik bisnis dan wisatawan.
“Namun demikian, menciptakan kota kreatif perlu kita sadari menyelesaikan dahulu permasalahan utamanya, mengenai ada atau tidaknya ketersediaan SDM yang kreatif pula. Untuk itu, pemerintah harus memulainya dengan mengasah SDM yang kreatif pula dengan memberikan berbagai macam pelatihan. Sehingga, kota kreatif tidak asing bagi mereka yang hidup di kota itu sendiri,” ungkap Suyatno.
Objek Wisata Penunjang Ekonomi Rakyat
Lomba pacu sampan lopap |
Pemkab Rohil fokus mengembangkan obyek pariwisita yang terus dimatangkan. Cara ini sebagai bagian dari membangun kota krteatif sehingga dapat berkembang menjadi obyek wisata sebagai destinasi agar rakyat merasakan dampaknya.
“Tak dapat dipungkiri, dengan biaya murah dan instan, pariwisata sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tak hanya pemerintah, penduduk setempat yang tinggal di sekitar obyek wisata pun diuntungkan. Untuk itu, menghidupkan potensi obyek wisata harus dilakukan bersama-sama,” sebut Bupati Rohil H Suyatno, baru-baru ini di Bagansiapiapi.
Diterangkan Suyatno, Rohil yang kaya akan sumber daya alamnya dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata. Karena, Rohil punya wisata budaya Tionghoa berupa Bakar Tongkang yang telah mendunia. Cheng Beng (sembahyang kubur), Festival Malam Imlek dan Cap Go Meh, serta lainnya.
“Kita punya berbagai kesenian budaya dari berbagai keragaman suku, kita punya obyek wisata Pulau Jemur dan sembilan gugusan pula lainnya, kita punya Danau Janda Gatal, Pulau Tilan, Danau Laut Napangga, Kampung Melayu Rantau Bais, berbagai situs cagar budaya di Bagansiapiapi. Semua perlu pengembangan serius agar mampu menjadi penunjang ekonomi rakyat,” papar Suyatno.
Namun demikian, masyarakat setempat harus ikut berperan besar dalam membantu pelestarian nilai-nilai kebudayaan supaya obyek wisata kita semakin tersohor.”Pemerintah tidak dapat menyiapkan uang setiap saat kepada rakyat, tetapi pariwisata mampu melakukan itu. Untuk itu, masyarakat berperan dalam memperkenalkan dan membawa nama baik daerah wisata kita kepada publik. Karena, promosi wisata melalui publikasi media juga perlu dukungan masyarakat,” tegas Suyatno.
Rohil Berhasil Raih Juara II UMKM
Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kabupaten Rohil berhasil mendapatkan Juara kedua dalam pameran Hasil Kerajinan tangan dan Produk Khas Daerah tingkat Nasional yang diselenggarakan dipalembang Indah Mall (PIM) Propinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada tanggal 27 hingga 30 Agustus 2015 kemaren. Pameran UKM tingkat Nasional itu diikuti sebanyak 25 Utusan dari Propinsi se Indonesia.
Hasil kerajinan Tangan dan Produk Khas daerah yang dipamerkan oleh Diskop UKM Rohil berupa Produk unggulan Rokan Hilir seperti Tenun songket, Batok Kelapa, Ikan Asin, Kacang Pukul, Udang Pukul, Anyaman Tikar, Mie Sua, Kerupuk, dan seni kerajinan tangan lainnya. Hal itu membuktikan bahwa Rohil layak menhembangkan potensi yang ada itu.
Ikan Asin yang merupakan hasil dari Kerajinan tangan dan Produk Khas daerah yang dipamerkan karena dijamin tidak memakai Formalin (Pengawet,red), “kata Kadiskop UKM Rohil, Jon Syafrindow melalui Kabid UKM H Azwar Spd Msi.
“Alhamdulillah Pameran Kerajinan Tangan dan Produk Khas Daerah tingkat Nasional Kita mendapatkan juara kedua, Untuk Juara ketiga diraih oleh propinsi Riau yang diwakili oleh Badan Ketahanan Pangan Riau, dan Juara pertama diraih oleh Propinsi Kalimatan Timur (Kaltim) yang diwakili oleh Dinas Perikanan dan kelautan (Diskanlut),” terangnya.
Diterangkan Azwar lagi, Saat ini Kerajinan tangan dan Produk Khas Daerah yang dibina secara rutin oleh Diskop Rohil berjumlah 10 UKM yang terdapat dikecamatan Bangko, Rimba Melintang, dan Pujud. ke 10 UKM itu benar-benar dilakukan pembinaan mulai dari kebersihan, Keindahan, dan pelayanannya.
Selain memamerkan hasil kerajinan tangan binaan UKM, pihaknya juga memamerkan Beberapa Objek Wisata andalan Kabupaten Rohil melalui foto seperti Pulau Jemur, Jembatan Kembar Pedamaran I dan II, Pulau Tilan, Danau Napangga, dan Objek wisata lainnya,” pungkas Azwar. (Adv/Hms)
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar dan Share Artikel Ini. Tks