Inforohil.com, Baganbatu – Terkait sebuah mobil dinas (Mobdin) pimpinan DPRD Rokan Hilir (Rohil) nopol BM 8 P dari Fraksi PDI Perjuangan inisial S yang dibawa keluarga untuk berkaraoke atau istilah kekinian disebut “Koro-koro”, mantan birokrat yang kini sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Rokan Hilir, provinsi Riau angkat bicara.
“Menurut saya, wajar rakyat/masyarakat geram dan sakit hati kepada perilaku keluarga anggota (pimpinan) DPRD yang memakai kendaraan dinas/plat merah tersebut,” demikian dikatakan mantan Camat Bagan Sinembah pertama itu kepada awak media via pesan mesenger WhatsApp. Senin (13/3) petang kemarin.
Berita Terkait: Mobdin Pimpinan DPRD Rohil dibawa Koro-koro, Rakyat Kecewa
Dijelaskannya, berdasarkan ketentuan peraturan yang berlaku, inventaris pemerintah diperuntukan kepada pejabat untuk dinas bukan untuk urusan pribadi. “Apalagi dipakai oleh keluarga, sedangkan bersama yang bersangkutan (juga) tidak dibenarkan,” tandasnya.
Dalam ajaran Islam, lanjut Wan Syaiful, persoalan tersebut hukumnya HARAM. “Haram adalah dosa, untuk itu bagi pejabat yang diberikan kenderaan dinas, pakailah untuk dinas, bukan untuk keperluaan keluarga apalagi ketempat tempat hiburan,” imbuhnya lagi.
Padahal, sambungnya lagi, rakyat dan anggota negara sipil atau PNS belakang ini kondisi ekonominya dalam keadaan prihatin dan sensitif. Pasalnya, PNS dan honorer belum menerima gaji sekian bulan. “Sedangkan pejabat memperlihatkan kepongahannya. Kemanakah akhlak dan pikiran warasnya?” ujarnya prihatin.
Diberitakan sebelumnya, IWS (44) salah satu warga Bagan Batu ini sangat kecewa. Pasalnya, ia melihat mobil dinas merk Toyota Harier tersebut parkir di lokasi hiburan karaoke D’tone pada malam hari, tepatnya Rabu (22/2) lalu sekitar pukul 21.00 wib.
Yang sangat disayangkan, menurutnya, ditengah lumpuhnya ekonomi masyarakat kelas bawah, mobil dinas dengan Nopol BM 8 P tersebut membawa istri dan keluarga untuk bersenang-senang. “Siapa pun berhak untuk senang-senang, tapi tolong jangan lukai hati rakyat dengan membawa inventaris diluar jam dinas,” kesalnya yang mengetahui usai keluar dari D’tone, keluarga dan istri Dewan yang diketahui berinisial S tersebut asyik selfi-selfi dengan latar Nopol plat merah tersebut.
“Kami rakyat sudah makan tak makan, wakil rakyat macam apa seperti itu?” Kesal pria yang sehari-harinya jual Sosis goreng itu. Usai Selfi-selfi, ia pun mendekati dan menanyakan apa benar ini mobil dinas pak S?, “lalu dijawab iya oleh wanita yang mengaku istrinya dan dibilangnya bapak lagi ke Jakarta,” sambungnya lagi.
Warga lainya, BM (39) yang juga melihat mobil yang harganya hampir mencapai Rp 1 M tersebut juga sangat kecewa. Pasalnya, belakangan ini banyak anggota Dewan, PNS dan lainnya yang mengaku belum gajian selama 3 bulan. “Tapi untuk Koro-koro bisa, kok sepertinya mengejek kali ya,” ungkapnya kepada Inforohil.com pada Rabu (8/3) kemarin. (Sitorus)